Senin, 23 Juni 2014

MAKALAH TRADISI MELAYU



MAKALAH
TRADISI MELAYU
Dosen Pembimbing        : Tety Kurmalasari,  M. Sc
Mata Kuliah            : Tradisi Melayu




Oleh :

 SITI MAULIDYA
NIM : 130388201001
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Maritim Raja Ali Haji






Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan makalah mata kuliah "Tradisi Melayu". Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Tradisi Melayu di program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada Universitas Negeri Maritim Raja Ali Haji.
Saya menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Tanjungpinang, 01 Juni 2014

Siti Maulidya










DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang................................................................................................................... 1
B.Rumusan Masalah.............................................................................................................. 1
C.Tujuan................................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN                     
A.Sejarah Cukur Rambut....................................................................................................... 2
B.Tata Cara Cukur Rambut................................................................................................... 3
C.Perlengkapan Cukur Rambut............................................................................................. 4
D.Berzanji.............................................................................................................................. 6
E.Akikah................................................................................................................................ 7
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan........................................................................................................................ 8
B.Saran.................................................................................................................................. 8







BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Budaya melayu telah ada dan berkembang sejak lama hingga kini. Masyarakat melayu sangat menjunjung tinggi adat istiadat yang bersumberkan dari ajaran agama islam. Tradisi islam sangat kental dalam budaya masyarakat melayu.
Tradisi dan adat istiadat yang masih dipegang teguh hingga kini adalah mengenai adab kepada orang tua, sikap hidup bergotong royong dalam masyarakat dan perilaku kehidupan yang harus selalu berpegang pada nilai agama. Tradisi masyaakat melayu yang religius menjadi ciri penting orang melayu.
Dalam setiap kelahiran, rasa syukur dihaturkan kepada sang pencipta melalui acara akikahan dan cukur rambut. Acara tersebut dilakukan dengan sangat meriah. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai tradisi aqiqah dan cukur rambut yang biasa dilakukan masyarakat melayu setelah kelahiran anaknya. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas akhir semester pada mata kuliah Tradisi Melayu.
B. Rumusan Masalah
1.      Bagaimana sejarah cukur rambut?
2.      Bagaimana tata cara cukur rambut?
3.      Apa makna peralatan untuk cukur rambut?
4.      Mengapa harus diadakan aqiqah?
5.      Apa yang dimaksud dengan berzanzi?
C. Tujuan dan Manfaat
Tujuan disusunnya makalah ini untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Tradisi Melayu. Juga sebagai apresiasi terhadap tradisi melayu yang unik sehingga tradisi ini tidak akan mati ditelan waktu.



BAB II
PEMBAHASAN

A.Sejarah Cukur Rambut
Adat mencukur rambut  bayi  yang baru dilahirkan sebenarnya bukanlah hanya sekedar tradisi yang sudah lama melekat di masyarakat, tetapi juga anjuran dan ajaran agama. Tentu dibalik tradisi mencukur rambut terdapat banyak manfaat, banyak nilai positif  terutama bagi kesehatan bayi.
Tradisi mencukur  rambut bayi merupakan suatu perayaan bagi sebuah keluarga karena hadirnya sebuah pelita hati, permata baru. Perlu mengundang kerabat dekat, sahabat atau tetangga untuk ikut menyaksikan kebahagiaan yang dirasakan keluarga itu sekaligus memberikan nama yang bagus yang bermakna do’a, agar setiap orang yang memanggil namanya ikut mendo’akan sesuai nama si bayi.
Selepas tujuh hari daripada hari bersalin itu, lazimnya diadakan kenduri nasi kunyit, karena itulah harinya adat mencukur rambut kepala si bayi itu dijalankan dan sekaliannya memberi nama kepada si bayi/anak.
Tetapi adakalanya upacara itu dilaksanakan agak berlainan, artinya tidak mengikut kepada ketentuan memberi nama anak pada saat upacara pencukuran rambut. Disebabkan, ada yang melakukan pencukuran rambut itu, ketika bayi telah berumur satu atau satu setengah tahun. Adakalanya pula ketika anak telah pandai berjalan.
Upacara memotong rambut atau mencukur rambut ini mempunyai maksud, konon – untuk membuang sial pada rambut yang dibawa sejak lahir. Selain itu kononnya, ujung rambut yang dibawa sejak lahir itu, jika tidak dibuang, si bayi akan senantiasa dirundung malang.





B. Tata Cara Mencukur Rambut
 










Tradisi ini biasanya dilakukan pada hari ketujuh setelah bayi itu dilahirkan. Untuk melakukan acara ini dilakukan beberapa tahap dan kelengkapan.
Sebelum dilakukan acara cukur rambut ini :
·         Rumah hendaklah dibersihkan serta rumah itu dihias supaya terlihat indah.
·         Anak bayi itu dipakaikan dengan pakaian yang indah-indah dan diletakkan di atas tilam kecil.
·         Satu ceper berisi tiga buah mangkuk atau piring kecil yang berisi air tepung tawar, beras kunyit, bertih, bunga rampai, bubur merah dan putih. Sebiji nyiur mumbang (kelapa muda) yang agak besar sedikit, dipotong buka pada arah kepalanya dengan potongan berkelok-kelok siku keluang dan dijadikan tutupnya daripada potongan kepala nyiur. Air nyiur itu dibuang dan diisi di dalamnya sedikit dengan air sejuk, dan nyiur itu diletakkan di dalam sebuah tempat semuat-muat nyiur itu saja.
·         Bila sudah siap semuanya maka anak bayi itupun dibawa keluar dan dikelilingkan kepada tamu laki-laki. Tiap-tiap mereka setelah menepuk sedikit tepung tawar, menebar sedikit beras kunyit dan bertih kepada si bayi, maka iapun menggunting sedikit saja dari rambut (ujung) si bayi dengan gunting yang memang telah disediakan. Rambut yang digunting itu dimasukkan ke dalam air di dalam nyiur itu. Pada masa inilah biasanya si bayi diberikan nama.
·         Aturan bilangan orang yang melakukan guntingan rambut itu hendaklah sebilangan yang ganjil, yaitu tiga, lima, tujuh dan seterusnya. Setelah selesai dijalankan oleh pihak lelaki, maka si bayi dibawa pula ke tempat orang-orang perempuan dan melakukan sebagaimana yang dilakukan sebelumnya (pada upacara-upacara adat Melayu, jemputan/undangan lelaki dan perempuan dipisahkan tempat/ruangannya).
·         Rambut anak itu semuanya dimasukkan ke dalam nyiur itu kemudian nyiur itu di tanam dihalaman rumah itu bersama pohon anak nyiur sebagai peringatan atas masa anak-anak itu dilahirkan.
C. Makna Perlengkapan dalam Cukur Rambut













Dalam tradisi cukur rambut terdapat beberepa perlengkapan tepuk tepung tawar (beras kunyit, beras basuh (putih), air tepung tawar, daun perenjis, bubur merah, bubur putih) bunga rampai, nyiur, dan tanah.
Perlengkapan itu memilik fungsi dan maknanya masing-masing.
1.      Tepung tawar : ditepuk pada bayi sebelum rambutnya dicukur.
·         Beras Kunyit : melambangkan agar diberikan kemurahan rezeki, kesabarn, menjaga marwah, serta mendapatkan kekuasaan.
·         Beras Basuh (Beras Putih) : Melambangkan kesucian hati lahir dan batin.
·         Air Tepung Tawar : Merupakan beras sejuk yang diberi air, melambangkan penyejuk hati, peneduh kalbu, dan diharapkan dapat memberikan kesabaran dan kesucian hati.
·         Daun Perenjis : merupakan daun juang-juang, daun ganda rusa, daun sedingin, daun setawar, daun ati-ati yang diikat menjadi satu dengan daun ribu-ribu sebagai pelambang ikatan kekeluargaan dan kebersamaan, kerukunan dan kedamaian.
2.      Bunga Rampai
Bunga rampai merupakan bunga mawar dan bunga lain-lainnya yang dipotong kecil- kecil. Juga daun pandan yang dipotong kecil-kecil kemudian dicampur. Baunya ini sangat harum.
3.      Kelapa yang di ukir : Sebiji nyiur mumbang (kelapa muda) yang agak besar sedikit, dipotong buka pada arah kepalanya dengan potongan berkelok-kelok dan dijadikan tutupnya dari potongan kepala nyiur. Air nyiur itu dibuang dan diisi di dalamnya sedikit dengan air sejuk, dan nyiur itu diletakkan di dalam sebuah tempat. Setelaj rambut bayi dicukur, maka rambut itu dimasuukan kedalam kelapa tersebut.
4.      Tanah yang diisi dalam sebuah mangkok kemudian di cocokkan sebatang anak pohon pinang. Kaki bayi tersebut dijejakkan ke pasir itu. Sebagau tanda bahwa ia telah dilahirkan di dunia dan menginjak bumi.
Makna Bertepuk Tepung Tawar :
1.      Menepuk dahi/ubun-ubun maksudnya mendoakan semoga berpikiran sehat, cerdas, dan dapat menggunakan akal sehat dalam menempuh kehidupan.
2.      Menepuk bahu kanan dan kiri maksudnya mendoakan semoga kuat memikul baban.
3.      Menepuk telapak tangan maksudnya memohon doa semoga cekatan , terampil dalam melaksanakan pekerjaan.
Uniknya dalam acara cukur rambut disiapkan sejumlah parsel dan telur rebus yang diberi pewarna dan dihiasi semenarik mungkin. Diberi kepada orang-orang tua yang telah mencukur rambut anak tersebut. Sebagai tanda terima kasih.
D. Berzanji
Acara cukur rambut dikemas dalam bentuk syukuran atau tasyakuran. Tak jarang sebuah keluarga mengundang grup rebana, marawis, habsi atau markabanan untuk melengkapi  acara itu.
Bunyi tabuhan gendang disertai puji-pujian terus berkumandang sambil mencicipi hidangan dari tuan rumah. Riuh-rendah suaranya, tapi senandung puji itu mampu membangkitkan semangat, mampu memotivasi seluruh yang hadir untuk tetap duduk sampai acara berakhir.
Pada tradisi bercukur rambut ataupun beberapa upacara lainnya dalam kehidupan orang Melayu senantiasa pula diadakan Berjanzi atau Marhaban yang memuji-muji, mengalu-alukan kebesaran akan Nabi Allah, Nabi Muhammad SAW.
Barzanji atau sarakal adalah salah satu adat melayu yang dibawakan dalam acara cukur rambut atupun pernikahan. Orang-orang yang membawakan biasanya bukanlah orang-orang muda tetapi orang-orang tua.
Didalam sarakal ini terkandung makna salawat nabi dan puji-pujian terhadap nabi Muhammad SAW. Diharapkan pembasa sarakal akan mendapat keberkahannya.

E. Aqiqah
Biasanya, saat cukur rambut dilakukan juga diadakan aqiqah. Dari segi syarak, akikah membawa pengertian menyembelih ternak pada hari ketujuh setelah anak dilahirkan. Orang islam yang mampu disunatkan untuk menyembelih hewan ternak seperti kambing sebagai tanda anak yang baru lahir. Seorang anak disunatkan berakikah sekali seumur hidup.
Ada syarat-syarat tertentu dalam memilih hewan untuk akikah dan juga berbeda menurut jenis kelamin bayi. Untuk bayi laki-laki ialah dua ekor kambing. Untuk bayi perempuan ialah seekor kambing.
Hikmah dari dilakukannya akikah ini adalah sebagai awal kebajikan dan kebaikan bagi bayi tersebut.







BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Upacara memotong rambut atau mencukur rambut ini mempunyai maksud, konon – untuk membuang sial pada rambut yang dibawa sejak lahir. Selain itu kononnya, ujung rambut yang dibawa sejak lahir itu, jika tidak dibuang, si bayi akan senantiasa dirundung malang.
Tradisi ini biasanya dilakukan pada hari ketujuh setelah bayi itu dilahirkan. Untuk melakukan acara ini dilakukan beberapa tahap dan kelengkapan.
Dalam tradisi cukur rambut terdapat beberepa perlengkapan tepuk tepung tawar (beras kunyit, beras basuh (putih), air tepung tawar, daun perenjis, bubur merah, bubur putih) bunga rampai, nyiur, dan tanah.
Pada tradisi bercukur rambut ataupun beberapa upacara lainnya dalam kehidupan orang Melayu senantiasa pula diadakan Berjanzi atau Marhaban yang memuji-muji, mengalu-alukan kebesaran akan Nabi Allah, Nabi Muhammad SAW.
B. Saran
Makalah ini yang saya tuliskan memang belum sesungguhnya sempurna. Untuk kelengkapan dan sempurnanya makalah Tradisi Melayu ini saya sangat mengharapkan komentar dan saran yang membangun karena yang benar datangnya dari Allah SWT dan yang salah itu datangnya dari diri saya sendiri.







DAFTAR PUSTAKA
Abdul Malik dkk.2013.Direktori Potensi Seni dan Kebudayaan Melayu.Tanjungpinang: Dinas Kebudayaan.
Pengurus Lembaga Adat Melayu.2009.Tata Cara Adat Menepuk Tepung Tawar.Tanjungpinang
Http//google.co.id//AdatKelahiranTradisiMelayu.
Http//google.co.id//Sarakal.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar