MAKALAH
TRADISI MELAYU
Dosen Pembimbing : Tety
Kurmalasari, M. Sc
Mata Kuliah : Tradisi Melayu
Oleh :
SITI MAULIDYA
NIM :
130388201001
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Maritim Raja Ali Haji
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT yang telah
memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah mata kuliah "Tradisi Melayu". Kemudian shalawat beserta salam kita
sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman
hidup yakni Al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata
kuliah Tradisi Melayu di program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada Universitas Negeri Maritim Raja Ali Haji.
Saya menyadari bahwa banyak terdapat
kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Tanjungpinang, 01 Juni 2014
Siti Maulidya
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................
i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang...................................................................................................................
1
B.Rumusan Masalah..............................................................................................................
1
C.Tujuan................................................................................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN
A.Sejarah Cukur Rambut.......................................................................................................
2
B.Tata Cara Cukur Rambut...................................................................................................
3
C.Perlengkapan Cukur
Rambut.............................................................................................
4
D.Berzanji..............................................................................................................................
6
E.Akikah................................................................................................................................
7
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan........................................................................................................................
8
B.Saran..................................................................................................................................
8
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Budaya melayu telah ada dan berkembang sejak lama hingga kini. Masyarakat
melayu sangat menjunjung tinggi adat istiadat yang bersumberkan dari ajaran
agama islam. Tradisi islam sangat kental dalam budaya masyarakat melayu.
Tradisi dan adat istiadat yang masih dipegang teguh
hingga kini adalah mengenai adab kepada orang tua, sikap hidup bergotong royong
dalam masyarakat dan perilaku kehidupan yang harus selalu berpegang pada nilai
agama. Tradisi masyaakat melayu yang religius menjadi ciri penting orang
melayu.
Dalam setiap kelahiran, rasa syukur dihaturkan kepada
sang pencipta melalui acara akikahan dan cukur rambut. Acara tersebut dilakukan
dengan sangat meriah. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai tradisi aqiqah
dan cukur rambut yang biasa dilakukan masyarakat melayu setelah kelahiran
anaknya. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas akhir semester pada mata
kuliah Tradisi Melayu.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana sejarah
cukur rambut?
2.
Bagaimana tata cara
cukur rambut?
3.
Apa makna peralatan
untuk cukur rambut?
4.
Mengapa harus
diadakan aqiqah?
5.
Apa yang dimaksud
dengan berzanzi?
C. Tujuan dan Manfaat
Tujuan disusunnya makalah ini untuk memenuhi tugas akhir
mata kuliah Tradisi Melayu. Juga sebagai apresiasi terhadap tradisi melayu yang
unik sehingga tradisi ini tidak akan mati ditelan waktu.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Sejarah
Cukur Rambut
Adat mencukur rambut bayi
yang baru dilahirkan sebenarnya bukanlah hanya sekedar tradisi yang
sudah lama melekat di masyarakat, tetapi juga anjuran dan ajaran agama. Tentu
dibalik tradisi mencukur rambut terdapat banyak manfaat, banyak nilai
positif terutama bagi kesehatan bayi.
Tradisi mencukur rambut bayi merupakan suatu perayaan bagi
sebuah keluarga karena hadirnya sebuah pelita hati, permata baru. Perlu
mengundang kerabat dekat, sahabat atau tetangga untuk ikut menyaksikan
kebahagiaan yang dirasakan keluarga itu sekaligus memberikan nama yang bagus
yang bermakna do’a, agar setiap orang yang memanggil namanya ikut mendo’akan
sesuai nama si bayi.
Selepas tujuh hari
daripada hari bersalin itu, lazimnya diadakan kenduri nasi kunyit, karena
itulah harinya adat mencukur rambut kepala si bayi itu dijalankan dan
sekaliannya memberi nama kepada si bayi/anak.
Tetapi adakalanya upacara
itu dilaksanakan agak berlainan, artinya tidak mengikut kepada ketentuan memberi
nama anak pada saat upacara pencukuran rambut. Disebabkan, ada yang melakukan
pencukuran rambut itu, ketika bayi telah berumur satu atau satu setengah tahun.
Adakalanya pula ketika anak telah pandai berjalan.
Upacara memotong rambut
atau mencukur rambut ini mempunyai maksud, konon – untuk membuang sial pada
rambut yang dibawa sejak lahir. Selain itu kononnya, ujung rambut yang dibawa
sejak lahir itu, jika tidak dibuang, si bayi akan senantiasa dirundung malang.
B. Tata Cara Mencukur Rambut
Tradisi ini biasanya dilakukan pada hari ketujuh setelah
bayi itu dilahirkan. Untuk melakukan acara ini dilakukan beberapa tahap dan
kelengkapan.
Sebelum dilakukan acara
cukur rambut ini :
·
Rumah hendaklah dibersihkan serta rumah itu dihias supaya
terlihat indah.
·
Anak bayi itu dipakaikan dengan pakaian yang indah-indah
dan diletakkan di atas tilam kecil.
·
Satu ceper berisi tiga buah mangkuk atau piring kecil
yang berisi air tepung tawar, beras kunyit, bertih, bunga rampai, bubur merah
dan putih. Sebiji nyiur mumbang (kelapa muda) yang agak besar sedikit, dipotong
buka pada arah kepalanya dengan potongan berkelok-kelok siku keluang dan
dijadikan tutupnya daripada potongan kepala nyiur. Air nyiur itu dibuang dan
diisi di dalamnya sedikit dengan air sejuk, dan nyiur itu diletakkan di dalam
sebuah tempat semuat-muat nyiur itu saja.
·
Bila sudah siap semuanya maka anak bayi itupun dibawa keluar
dan dikelilingkan kepada tamu laki-laki. Tiap-tiap mereka setelah menepuk
sedikit tepung tawar, menebar sedikit beras kunyit dan bertih kepada si bayi,
maka iapun menggunting sedikit saja dari rambut (ujung) si bayi dengan gunting
yang memang telah disediakan. Rambut yang digunting itu dimasukkan ke dalam air
di dalam nyiur itu. Pada masa inilah biasanya si bayi diberikan nama.
·
Aturan bilangan orang yang melakukan guntingan rambut itu
hendaklah sebilangan yang ganjil, yaitu tiga, lima, tujuh dan seterusnya.
Setelah selesai dijalankan oleh pihak lelaki, maka si bayi dibawa pula ke
tempat orang-orang perempuan dan melakukan sebagaimana yang dilakukan
sebelumnya (pada upacara-upacara adat Melayu, jemputan/undangan lelaki dan
perempuan dipisahkan tempat/ruangannya).
·
Rambut anak itu semuanya dimasukkan ke dalam nyiur itu
kemudian nyiur itu di tanam dihalaman rumah itu bersama pohon anak nyiur
sebagai peringatan atas masa anak-anak itu dilahirkan.
C. Makna Perlengkapan dalam Cukur Rambut
Dalam tradisi cukur
rambut terdapat beberepa perlengkapan tepuk tepung tawar (beras kunyit, beras
basuh (putih), air tepung tawar, daun perenjis, bubur merah, bubur putih) bunga
rampai, nyiur, dan tanah.
Perlengkapan itu memilik
fungsi dan maknanya masing-masing.
1.
Tepung tawar : ditepuk pada bayi sebelum rambutnya
dicukur.
·
Beras Kunyit : melambangkan agar diberikan kemurahan
rezeki, kesabarn, menjaga marwah, serta mendapatkan kekuasaan.
·
Beras Basuh (Beras Putih) : Melambangkan kesucian hati
lahir dan batin.
·
Air Tepung Tawar : Merupakan beras sejuk yang diberi air,
melambangkan penyejuk hati, peneduh kalbu, dan diharapkan dapat memberikan
kesabaran dan kesucian hati.
·
Daun Perenjis : merupakan daun juang-juang, daun ganda
rusa, daun sedingin, daun setawar, daun ati-ati yang diikat menjadi satu dengan
daun ribu-ribu sebagai pelambang ikatan kekeluargaan dan kebersamaan, kerukunan
dan kedamaian.
2.
Bunga Rampai
Bunga rampai merupakan
bunga mawar dan bunga lain-lainnya yang dipotong kecil- kecil. Juga daun pandan
yang dipotong kecil-kecil kemudian dicampur. Baunya ini sangat harum.
3.
Kelapa yang di ukir : Sebiji nyiur mumbang (kelapa muda)
yang agak besar sedikit, dipotong buka pada arah kepalanya dengan potongan
berkelok-kelok dan dijadikan tutupnya dari potongan kepala nyiur. Air nyiur itu
dibuang dan diisi di dalamnya sedikit dengan air sejuk, dan nyiur itu
diletakkan di dalam sebuah tempat. Setelaj rambut bayi dicukur, maka rambut itu
dimasuukan kedalam kelapa tersebut.
4.
Tanah yang diisi dalam sebuah mangkok kemudian di
cocokkan sebatang anak pohon pinang. Kaki bayi tersebut dijejakkan ke pasir
itu. Sebagau tanda bahwa ia telah dilahirkan di dunia dan menginjak bumi.
Makna Bertepuk
Tepung Tawar :
1. Menepuk dahi/ubun-ubun maksudnya mendoakan
semoga berpikiran sehat, cerdas, dan dapat menggunakan akal sehat dalam
menempuh kehidupan.
2. Menepuk bahu kanan dan kiri maksudnya
mendoakan semoga kuat memikul baban.
3. Menepuk telapak tangan maksudnya memohon doa
semoga cekatan , terampil dalam melaksanakan pekerjaan.
Uniknya dalam acara cukur
rambut disiapkan sejumlah parsel dan telur rebus yang diberi pewarna dan
dihiasi semenarik mungkin. Diberi kepada orang-orang tua yang telah mencukur rambut anak tersebut. Sebagai
tanda terima kasih.
D. Berzanji
Acara cukur rambut
dikemas dalam bentuk syukuran atau tasyakuran. Tak jarang sebuah keluarga
mengundang grup rebana, marawis, habsi atau markabanan untuk melengkapi acara itu.
Bunyi tabuhan gendang
disertai puji-pujian terus berkumandang sambil mencicipi hidangan dari tuan
rumah. Riuh-rendah suaranya, tapi senandung puji itu mampu membangkitkan
semangat, mampu memotivasi seluruh yang hadir untuk tetap duduk sampai acara
berakhir.
Pada tradisi bercukur
rambut ataupun beberapa upacara lainnya dalam kehidupan orang Melayu senantiasa
pula diadakan Berjanzi atau Marhaban yang memuji-muji, mengalu-alukan kebesaran
akan Nabi Allah, Nabi Muhammad SAW.
Barzanji atau sarakal
adalah salah satu adat melayu yang dibawakan dalam acara cukur rambut atupun
pernikahan. Orang-orang yang membawakan biasanya bukanlah orang-orang muda
tetapi orang-orang tua.
Didalam sarakal ini
terkandung makna salawat nabi dan puji-pujian terhadap nabi Muhammad SAW.
Diharapkan pembasa sarakal akan mendapat keberkahannya.
E. Aqiqah
Biasanya, saat cukur
rambut dilakukan juga diadakan aqiqah. Dari segi syarak, akikah membawa
pengertian menyembelih ternak pada hari ketujuh setelah anak dilahirkan. Orang
islam yang mampu disunatkan untuk menyembelih hewan ternak seperti kambing
sebagai tanda anak yang baru lahir. Seorang anak disunatkan berakikah sekali
seumur hidup.
Ada syarat-syarat
tertentu dalam memilih hewan untuk akikah dan juga berbeda menurut jenis
kelamin bayi. Untuk bayi laki-laki ialah dua ekor kambing. Untuk bayi perempuan
ialah seekor kambing.
Hikmah dari dilakukannya
akikah ini adalah sebagai awal kebajikan dan kebaikan bagi bayi tersebut.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Upacara memotong rambut
atau mencukur rambut ini mempunyai maksud, konon – untuk membuang sial pada
rambut yang dibawa sejak lahir. Selain itu kononnya, ujung rambut yang dibawa
sejak lahir itu, jika tidak dibuang, si bayi akan senantiasa dirundung malang.
Tradisi ini biasanya dilakukan pada hari ketujuh setelah
bayi itu dilahirkan. Untuk melakukan acara ini dilakukan beberapa tahap dan
kelengkapan.
Dalam tradisi cukur
rambut terdapat beberepa perlengkapan tepuk tepung tawar (beras kunyit, beras
basuh (putih), air tepung tawar, daun perenjis, bubur merah, bubur putih) bunga
rampai, nyiur, dan tanah.
Pada tradisi bercukur
rambut ataupun beberapa upacara lainnya dalam kehidupan orang Melayu senantiasa
pula diadakan Berjanzi atau Marhaban yang memuji-muji, mengalu-alukan kebesaran
akan Nabi Allah, Nabi Muhammad SAW.
B. Saran
Makalah ini yang saya
tuliskan memang belum sesungguhnya sempurna. Untuk kelengkapan dan sempurnanya
makalah Tradisi Melayu ini saya sangat mengharapkan komentar dan saran yang
membangun karena yang benar datangnya dari Allah SWT dan yang salah itu datangnya
dari diri saya sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Malik dkk.2013.Direktori Potensi Seni dan Kebudayaan Melayu.Tanjungpinang:
Dinas Kebudayaan.
Pengurus Lembaga Adat
Melayu.2009.Tata Cara Adat Menepuk Tepung
Tawar.Tanjungpinang
Http//google.co.id//AdatKelahiranTradisiMelayu.
Http//google.co.id//Sarakal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar