Minggu, 24 Agustus 2014

Terimakasih

Maaf atas beban yang saat ini kulimpahkan. Bukan maksudku untuk membebankan, tetapi untuk saat ini dayaku tak cukup untuk menopang jiwaku.
Ada saatnya nanti kan kubalas semua beban ini, saat dimana Tuhan telah mengizinkanku tersenyum sangat-sangat bahagia atas semua yang kucapai.
Untuk luka-luka yang kita rasa sekarang, jangan anggap sebagai luka besar dalam kehidupan. Percayalah rencana Tuhan selalu lebih indah.
Aku takkan menganggap semua pahit yang kurasa sebagai beban, aku tak pernah mengutuk Tuhan atas gelap yang kuterima.
Akan kujadikan itu semua sebagai pendewasaanku.
Tak ada yang kuingini selain terlukisnya senyum megah diwajah ibu, ya ibu kita. Tak ada yang lebih penting lagi selain keinginan ayah, ya ayah kita.
Sadarku belum sempat kubahagiakan sosok gagah yang kemudian berlalu dari hadapan kita. Tapi janjiku akan kutepati atas izin Maha Kuasa.
Tangisku ditiap-tiap tengah malam bukan karna kesedihan tetapi karna rasa bangga.
Banggaku karna ada diantara kalian. Banggaku karna limpahan kasih sayang. Banggaku karena kalian telah menghadiahkanku puteri-puteri dan pangeran-pangeran untuk keindahan hidupku saat ini.
Jika aku tak diizinkan untuk membalas semua pada kalian maka akan ku hadiahkan semuanya pada pangeran dan puteri di singgahsana kalian.
Terimakasih telah menjadi malaikat-malaikat dalam jiwa baru ini. Harapku tetap tuntun aku hingga kutemukan siapa aku sebenarnya.
Doaku bukan hanya kutujukan untuk diriku saja tetapi terlebih untuk kalian yang lebih penting dari hidupku.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar